Senin, 09 Agustus 2021

Apa itu Trading Kripto ?


Pengertian Crypto Trading

Menyadur laman Finsmescrypto trading adalah salah satu cara bagi seorang investor untuk mendapatkan profit dari cryptocurrency.

Seperti berbagai kesempatan lainnya yang tersedia secara online, jenis trading ini muncul setelah hadirnya blockchain dan pasar bagi mata uang digital.

Sesuai namanya, para trader akan memperjual-belikan aset cryptocurrency yang mereka miliki.

Sejatinya, jenis trading online ini hampir sama dengan trading saham atau komoditas.

Namun, perbedaan terbesar antara crypto trading dengan jenis trading lainnya adalah bahwa crypto trading memiliki tingkat volatilitas yang tinggi.

Strategi utama trading ini adalah untuk membeli aset saat harga sedang rendah dan menjualnya saat harga sedang tinggi.

Bagaimana Cara Kerja Crypto Trading?

 

Nah, setelah mengetahui definisinya, kini kamu perlu memahami cara kerja crypto trading.

Langkah-langkahnya tak sesulit yang dibayangkan, kok. Justru bisa dikatakan cukup mudah. Cara kerja dari crypto trading adalah seperti berikut ini:

1. Tentukan cryptocurrency

Jika ingin menjadi crypto trader, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah untuk menentukan cryptocurrency yang akan kamu miliki.

Sebelum memilih cryptocurrency, sebaiknya kamu pahami terlebih dahulu tren di dalam pasar untuk keperluan spekulasi harga.

Nah, agar perkiraan harga tidak salah, baiknya kamu manfaatkan bantuan seorang broker.

Biasanya, ia akan mendorongmu untuk memprioritaskan jenis mata uang digital yang nilainya sedang mengalami penurunan. Dengan itu, harga belinya akan lebih murah.

Akan tetapi, sebelum memiliki cryptocurrency, kamu juga perlu terdaftar dalam sebuah forum exchange.

Kami menyarankan para pemula untuk menggunakan indodax. Aplikasi ini praktis dan cukup ramah bagi pemain baru di dunia crypto trading

2. Masukkan dana pada akun

Selanjutnya, untuk menjadi seorang crypto trader, kamu wajib memasukkan dana pada akun forum exchange.

Dana ini nantinya akan digunakan untuk keperluan jual-beli cryptocurrency di dalam pasar.

Biasanya, kamu perlu memverifikasi identitas sebelum memasukkan data akun bank yang akan digunakan.

Namun, kamu tak perlu khawatir, semua keperluan verifikasi sifatnya penting untuk keamanan akunmu.

3. Membeli cryptocurrency

Langkah terakhir adalah untuk membeli cryptocurrency yang tersedia di dalam pasar.

Seperti yang sudah Glints jelaskan, strategi terbaik crypto trading adalah untuk membeli aset saat harga turun dan menjualnya saat harga naik.

Perlu diingat, bahwa kamu dapat melakukan pembelian atau penjualan cryptocurrency di akun demo seorang broker.

Akan tetapi, hal tersebut tak dapat dilakukan melalui akun exchange.

Sebenarnya, crypto trading lebih berpaku pada spekulasi harga dan bukan dengan memiliki koinnya. 

Dengan alasan tersebut, broker yang menawarkan forex dan CFD merupakan cara berlatih yang efektif bagi seorang pemula. 

 

Belajar Dulu Yuk Sebelum Investasi dan Trading Kripto

 

Investasi kripto di Indonesia kian menggeliat. Karena itu, edukasi kepada investor dan trader sangat penting diketahui karena aset crypto harus dipelajari.

“Jadi ketika memutuskan untuk terjun dalam perdagangan crypto juga harus memahami risiko di samping keuntungannya,” Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Kamis (20/5/2021)

Menurut Jerry, masing-masing instrumen dan perdagangan komoditas punya karakter masing-masing. Selain itu, cakupan crypto juga lebih luas karena worldwide dan realtime.

Faktor harga bisa dipengaruhi oleh berbagai hal yang sifatnya bisa berjangka panjang maupun pendek. Karena itu investor dan trader dituntut untuk selalu uptodate dan sigap dengan psikologi pasar.

Wamendag menilai, edukasi bisa dilakukan oleh lembaga atau badan yang berkaitan dengan crypto maupun dengan inisiatif investor dan trader sendiri. Untuk yang terakhir. menurut Wamendag, harus harus dilakukan oleh semua investor aset crypto.

“Jadi dalam perdagangan crypto investor dan trader diharapkan punya inisiatif yang tinggi untuk belajar dan mengupdate diri dengan berbagai info yang berkembang dengan cepat,” katanya.

Sedangkan pendidikan mengenai perdagangan crypto oleh lembaga seperti bappebti maupun perusahaan pedagang crypto menurut Jerry diarahkan untuk memperkuat literasi crypto itu sendiri. Literasi yang dimaksud bukan hanya mengerti mengenai bagaimana cara kerja crypto dan blockchain tetapi juga aspek manfaat dan risikonya. Ini dilakukan agar masyarakat yang ingin terjun di dunia crypto menjadi paham dan rasional dan bukan emosional.

“Sangat berbahaya jika perdagangan berbasis emosi semata. Ada ilmu baik secara ekonomis, teknis maupun psikologis. Itu yang harus dikuasai oleh investor dan trader," katanya.

Ke depan menurut Jerry, Kemendag akan menggiatkan edukasi mengenai crypto, bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain baik pemerintah maupun swasta. Jerry juga berharap dunia pendidikan terutama universitas juga punya ruang khusus untuk mengembangkan literasi perdagangan aset digital termasuk crypto.

Perdagangan crypto tengah menjadi trending beberapa bulan ini berkaitan dengan manfaat dan potensinya yang sangat besar. Nilainya terus melonjak. Di Indonesia per hari perdagangan sudah mencapai lebih dari Rp1,5 triliun. Tidak heran jika banyak masyarakat berbondong-bondong mencoba mendapatkan keuntungan dari Crypto.

Apa Itu Ethereum?

Diluncurkan pada 2015, Ethereum merupakan platform perangkat lunak dengan sistem open-source, berbasis blockchain dan terdesentralisasi yang digunakan pada cryptocurrency miliknya sendiri, ether. Sistem ini memungkinkan Smart Contracts dan Distributed Applications (dApps) untuk dibangun dan dijalankan tanpa ada waktu henti, penipuan, kontrol, atau ikut campur pihak ketiga.

Ethereum bukanlah hanya sebuah platform namun juga merupakan bahasa pemrograman (Turing complete) yang berjalan di blockchain, membantu para pengembang untuk membangun dan menerbitkan aplikasi terdistribusi (dApps).

Aplikasi yang dijalankan di Ethereum dijalankan pada token kriptografi khusus platform, ether. Pada 2014, Ethereum meluncurkan pra-penjualan untuk ether yang ternyata mendapatkan tanggapan luar biasa. Ether seperti kendaraan untuk bergerak di platform Ethereum dan kebanyakan dicari oleh para pengembang yang hendak mengembangkan dan menjalankan aplikasi didalam Ethereum. Ether digunakan umumnya untuk dua tujuan: diperdagangkan sebagai mata uang digital seperti cryptocurrency lainnya, dan juga digunakan didalam Ethereum untuk menjalankan aplikasi dan menguangkan pekerjaan.

Menurut Ethereum, teknologinya bisa digunakan untuk “menyusun, mendesentralisasi, mengamankan, dan memperdagangkan apapun.” Salah satu proyek besar di Ethereum adalah kemitraan Microsoft dengan ConsenSys yang menawarkan “Ethereum Blockchain as a Service (EBaaS) di Microsoft Azure sehingga klien dan pengembang Enterprise dapat memiliki lingkungan pengembangan blockchain berbasis cloud dengan satu klik.”

Pada 2016, Ethereum terbagi menjadi dua blockchain terpisah, Ethereum dan Ethereum Classic, setelah seorang kriminal mencuri lebih dari senilai $50 juta dana yang telah dikumpulkan di DAO, satu set smart contracts berasal dari platform perangkat lunak Ethereum. Ethereum yang baru merupakan sisi ketat dari perangkat lunak asli yang ditujukan untuk melindungi dari serangan malware kedepannya. Per September 2019, Ethereum menjadi mata uang digital terbesar kedua di pasaran, tepat dibelakang Bitcoin. Lebih cepat untuk memperoleh ether dibandingkan bitcoin (sekitar 14 atau 15 detik bandingkan 10 menit yang dibutuhkan bitcoin), dan jumlah ether di sirkulasi lebih banyak dibandingkan bitcoin.

Awal Mula dan Sejarah Ethereum

Sejarah Ethereum dimulai dengan penolakan proposal salah satu pendiri Vitalik Buterin untuk membuat bahasa skrip baru untuk Bitcoin yang memungkinkan aplikasi untuk dikembangkan di blockchain BTC.

Pada akhir 2013, setelah proposalnya gagal, Buterin mengusulkan pengembangan Ethereum, menerbitkan whitepaper resmi proyek ini pada November 2013. Kemudian pada Januari 2014, para pendiri mengumumkan Ethereum dan mendirikan perusahaan non-profit, Ethereum Foundation pada akhir tahun itu untuk mendukung pengembangan platform blockchain dan ekosistemnya.

Karena tim Ethereum membutuhkan dana untuk mengembangkan platform, mereka memutuskan untuk mengadakan jual besar-besaran segera setelah Yayasan dibentuk.

Berlangsung antara Juli dan Agustus 2014, tim Ethereum mengumpulkan 31,529 BTC (sekitar $18 juta pada saat itu) yang memungkinkan pengembangan proyek dimulai.

Testnet, peluncuran, dan “versi stabil”

Dinamakan Olympic, testnet terbuka Ethereum diluncurkan pada Mei 2015 bagi pengembang untuk mengeksplorasi, menguji, dan menemukan kekurangan dalam jaringan.

Untuk mempermudah para pengembang, tim Ethereum telah membagi proses pengembangan menjadi empat tahap: Frontier, Homestead, Metropolis dan Serenity.

Pada akhir Juli 2015, Ethereum menambang blok genesisnya dan meluncurkan Frontier, jaringan utamanya. Sementara Frontier menampilkan versi awal platform, versi 1.0 memungkinkan pengguna untuk bereksperimen dengan blockchain, menambang ETH, dan membangun DApps.

Pada bulan Maret 2016, sebagai hard fork terencana pertama (peningkatan jaringan utama yang tidak kompatibel dengan versi rantai sebelumnya), Ethereum maju ke tahap Homestead.

Sebagai rilis pertama yang stabil, Homestead memperkenalkan banyak peningkatan protokol dan fitur yang meletakkan dasar untuk peningkatan jaringan di masa mendatang.

Peretasan DAO dan pemisahan ETC

Sulit untuk menjelajahi sejarah Ethereum tanpa menyebutkan insiden DAO. Menyusul penjualan token yang mengumpulkan $150 juta untuk Decentralized Autonomous Organization (DAO) atau dalam bahasa Indonesianya Organisasi Otonomi Terdesentralisasi, seorang peretas mengeksploitasi kelemahan pada kode DAO untuk mencuri sekitar $70 juta. Untuk mengembalikan uang yang dicuri, mayoritas komunitas Ethereum memutuskan untuk memulai hard fork.

Sebagai hasil dari hard fork DAO, blockchain Ethereum dipecah menjadi dua: yang mendukung fork (Ethereum) dan lainnya yang menentangnya (Ethereum Classic). Sementara pendukung Ethereum baik-baik saja dengan solusinya, grup Ethereum Classic berpendapat bahwa blockchain seharusnya tidak dapat diubah, dan komunitas seharusnya tidak memodifikasi rantai melalui hard fork untuk mendapatkan kembali dana yang hilang.

Tahap ketiga: Metropolis

Metropolis adalah tahap ketiga Ethereum yang terdiri dari serangkaian hard fork (Byzantium, Constantinople, Istanbul, Muir Glacier) untuk memulai transisi model konsensus jaringan blockchain dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS).

Saat ini, Ethereum menggunakan algoritme PoW, yang membutuhkan puluhan ribu perangkat keras penambangan cryptocurrency agar terus berjalan untuk menjaga dan mengamankan jaringan.

Karena intensitas energi PoW, pengembang Ethereum memutuskan untuk beralih ke algoritma PoS yang lebih efisien. Selain itu, dengan meminta validator untuk mempertaruhkan sebagian dari ETH mereka, jaringan akan berkurang rentan terhadap salah satu ancaman paling berbahaya bagi sistem blockchain, yaitu serangan 51%.

Peningkatan penting termasuk pengenalan zkSNARKs — protokol yang digunakan oleh cryptocurrency Zcash untuk memungkinkan transaksi pribadi dalam ekosistem — meningkatkan kesulitan penambangan PoW (untuk mendorong transisi ke PoS), penyesuaian biaya, dan peningkatan smart contract.

Jalan menuju Ethereum 2.0 (Serenity)

Mulai antara akhir 2019 dan awal 2020, Ethereum 2.0 (disebut juga Serenity), tahap terakhir dalam pengembangan proyek, akan fokus pada perbaikan masalah mendasar dari platform blockchain.

Saat ini, salah satu masalah Ethereum yang paling membara adalah skalabilitas yang terbatas. Dibandingkan dengan raksasa pembayaran seperti Visa dan Mastercard yang dapat memproses sekitar 60.000 transaksi per detik, Ethereum hanya memiliki kemampuan untuk memproses 15 transaksi per detik.

Sebagai solusi yang memungkinkan, pengembang Ethereum akan membuat blockchain baru (Ethereum 2.0) bersamaan dengan yang sekarang untuk memperkenalkan peningkatan-peningkatan baru. Salah satu peningkatan terpenting adalah sharding, sebuah proses yang membagi pemrosesan data antara beberapa node, memungkinkan transaksi paralel, pemrosesan informasi, dan penyimpanan, cryptocurrency baru (ETH2).

Ethereum 2.0 juga akan menampilkan implementasi algoritma konsensus PoS dan mesin virtual baru (eWASM) yang memungkinkan pengembang untuk membuat kode dalam berbagai bahasa (selain Soliditas).

Sementara nasib blockchain saat ini (Ethereum 1.0) masih belum diputuskan, pengembang berharap Serenity akan meningkatkan keamanan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan.

Harga TerkiniUSD 349.40
ROI (est. sejak waktu peluncuran)> 9000%
Kapitalisasi PasarUSD 39 456 926 805
Peringkat Pasar#2
Suplai Beredar112 927 512 ETH
Suplai MaksimalNo Data
Harga Tertinggi Sepanjang MasaUSD 1 432.88 (Jan 2018)
Harga Terendah Sepanjang MasaUSD 0.420897 (Oct 2015)
Volume Perdagangan 24 JamUSD 14 044 286 887

Sumber: CoinMarketCap 9 OCT 2020

Apa Itu Bitcoin?


Bitcoin merupakan mata uang digital yang diciptakan pada Januari 2009 setelah jatuhnya pasar perumahan. Aset ini mengikuti ide-ide yang ditetapkan dalam whitepaper oleh sosok misterius dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.

Identitas orang atau sekelompok orang yang menciptakan teknologi ini masih menjadi misteri hingga saat ini. Bitcoin menawarkan janji biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan mekanisme pembayaran online tradisional dan dioperasikan oleh otoritas yang terdesentralisasi, tidak seperti mata uang yang dikeluarkan pemerintah.

Tidak ada wujud fisik dari Bitcoin, hanya nominal saldo yang disimpan pada buku besar public (Blockchain) yang bisa diakses secara transparan oleh siapa saja termasuk semua transaksi Bitcoin yang diverifikasi oleh sejumlah daya komputasi yang besar (Mining). Bitcoin tidak diterbitkan atau didukung bank atau pemerintah manapun, Bitcoin juga tidaklah merupakan komoditi berharga. Meskipun bukan alat pembayaran yang sah, Bitcoin memiliki popularitas yang sangat tinggi, dan telah memicu peluncuran ratusan mata uang digital lainnya yang secara kolektif dikenal juga sebagai Altcoins.

Menurut organisasi resmi Bitcoin, kata “Bitcoin” menggunakan huruf besar dalam konteks merujuk pada entitas atau konsep, dan “bitcoin”yang ditulis menggunakan huruf kecil merujuk pada kuantitas mata uang (contoh: “Saya membeli 20 bitcoin”) atau unit itu sendiri. Bentuk jamak bisa disebut dengan kedua “bitcoin” atau “bitcoins.”Bitcoin juga umumnya disingkat sebagai “BTC.”

Penemu dan Asal Mula Bitcoin

Pada 2007 sosok pseudonim Satoshi Nakamoto mulai menciptakan Bitcoin.

Pada 18 Agustus 2008, domain Bitcoin.org didaftarkan oleh entitas anonim sebagai pendahulu dari badan pekerjaan yang akan menjelaskan seluk-beluk protokol Bitcoin.

Hal ini menjadi nyata dengan penerbitan white paper Bitcoin pada tanggal 31 Oktober 2008. Berjudul “Bitcoin — Sistem uang tunai elektronik peer-to-peer,” dokumen pertama dengan 9 halaman ini didistribusikan di daftar surat (mailing list) cypherpunk pada November 2008.

Pada 3 Januari 2009, Satoshi Nakamoto berhasil membuat Blok Genesis, blok yang mendirikan blockchain Bitcoin. Blok Genesis di-hardcode ke dalam perangkat lunak Bitcoin bersama dengan 50 BTC, yang dibuat tapi tidak dapat digunakan, karena cara kode tersebut ditulis. Alasan sebenarnya untuk ini tidak diketahui, hanya misteri lain yang ditambahkan ke cerita Satoshi.

Waktu rata-rata antara pembuatan blok baru adalah 10 menit, tetapi butuh 6 hari penuh sebelum blok berikutnya masuk ke dalam blockchain Bitcoin, menurut waktu yang tercatat dari blok-blok tersebut.

Ada sejumlah teori spekulatif mengapa butuh waktu lama, mulai dari Nakamoto yang menggunakan beberapa hari berikutnya untuk menambang blok pertama untuk menguji jaringan, sementara yang lain bahkan beranggapan bahwa Nakamoto menunggu 6 hari karena hendak menerapkan pemeragaan figuratif dari kitab Genesis dari Alkitab, di mana Tuhan menciptakan dunia dalam 6 hari. Meski demikian, transaksi Bitcoin pertama terjadi pada 12 Januari 2009, antara Nakamoto dan almarhum Hal Finney, yang merupakan kontributor awal proyek tersebut. Nakamoto mengirimkan Finney 10 BTC sebagai tes, sementara ilmuwan komputer itu sendiri mulai menambang blok.

Sepuluh bulan kemudian, pada 5 Oktober 2009, New Liberty Standard menetapkan nilai tukar Bitcoin pertama terhadap dolar. Saat itu, $1 sama dengan 2300,03 BTC.

Transaksi pertama Bitcoin untuk barang fisik terjadi pada tanggal 22 Mei 2010. Bitcoin Pizza yang terkenal melihat dua pizza dibeli seharga 10.000 BTC oleh Laszlo Hanyecz. Programmer telah menawarkan BTC kepada pengguna di forum Bitcointalk.org dengan imbalan dua pizza. Seorang remaja bernama Jeremy Sturdivant, dijuluki Jercos, menerima Bitcoin dan mengirimi Hanyecz dua pizza dari Papa John’s.

Transaksi ini adalah tonggak sejarah yang lucu untuk Bitcoin, tetapi mengejutkan mengingat apa saja yang dapat kita beli dengan jumlah BTC yang sama hari ini dan sering digunakan sebagai titik referensi untuk kenaikan nilai mata uang crypto yang unggul.

Harga TerkiniUSD 10 865.57
ROI (est. sejak waktu peluncuran)7924.07%
Kapitalisasi PasarUSD 200 974 508 380
Peringkat Pasar#1
Suplai Beredar18 511 781 BTC
Suplai Maksimal21 000 000 BTC
Harga Tertinggi Sepanjang MasaUSD 20 089 (Dec 2017)
Harga Terendah Sepanjang MasaUSD 65.53 (Jul 2013)
Volume Perdagangan 24 JamUSD 64 328 012 039

Sumber: CoinMarketCap 9 OCT 2020

Apa itu mata uang kripto? Berikut penjelasan serta jenis uang kripto

Anda mungkin sering mendengar tentang Bitcoin, salah satu jenis mata uang kripto yang banyak dibicarakan masyarakat. 

Mata uang kripto atau cryptocurrency, bersumber dari tayangan YouTube Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), adalah aset digital yang dirancang untuk media pertukaran menggunakan kriptografi.

Kriptografi ini sangat kuat untuk mengamankan transaksi keuangan, memverifikasi transfer aset, dan mengontrol perciptaan unit tambahan. 

Meskipun digunakan sebagai alat pertukaran, uang kripto di Indonesia tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. 

Namun, Anda tetap bisa memanfaatkan cryptocurrency sebagai media investasi layaknya saham.  

Awal mula munculnya cryptocurrency

Cryptocurrency atau mata uang kripto sudah ada sejak tahun 1998 dan digagas oleh Wei Dai.

Namun pada tahun tersebut sistem kripto belum bisa diimplementasikan karena pengguna bisa menduplikasi mata uang karena tidak ada yang mencatat transaksi. 

Melansir dari tayangan YouTube Kominfo, pada tahun 2008 pengembang yang bernama samaran Satoshi Nakamoto dapat menyelesaikan permasalahan ini. 

Di tahun berikutnya, Bitcoin yang merupakan mata uang kripto dengan teknologi blockchain pertama kali diluncurkan. 

Bitcoin saat ini menjadi salah satu mata uang paling digemari oleh masyarakat yang tertarik dengan cryptocurrency

Setiap orang yang menggunakan mata uang kripto memiliki nomor rekening layaknya nomor rekening bank. 

Nomor rekening ini dinamakan public key sedangkan kata sandinya bernama stream key. Karena dua hal inilah mata uang kripto memiliki ilmu yang bernama cryptography yang hampir mustahil di hack oleh orang lain.

Macam-macam jenis mata uang kripto

Cryptocurrency tidak memiliki wujud fisik layaknya mata uang tunai dan terdapat pada internet. 

Mata uang kripto tidak disimpan di bank atau e-wallet. Mata uang tersebut disimpan di sebuah sistem bernama blockchain

Blockchain tersebut akan mengatur dan mengelola data transaksi mata uang digital. Sedangkan pengelolanya adalah penggunanya sendiri dan bukan pihak ketiga. 

Transaksi menggunakan sistem ini terbuka dan bebas, selain itu transaksi juga bersifat anonim yang artinya Anda tidak bisa mengetahui identitas pengguna lainnya. Jenis-jenis mata uang kripto yang saat ini beredar diantaranya adalah:

  • Bitcoin
  • Ethereum
  • Dogecoin
  • EOS
  • Tron
  • Ripple
  • Litecoin
  • Stellar
  • Cardano

Baca Ini Juga